Pada kedai kenyamanan, kita pernah saling menyempatkan. Menyempatkan sedikit waktu, sambil menikmati hujan berlalu. Bersama kopi dan obrolan, yang menambah nyamannya penantian, pada redanya hujan yang kita harapkan. Di waktu itu kita semakin memeriahkan, meski hujan sebenarnya telah meramaikan atap-atap gedung yang ia bunyikan. Bangku-bangku yang disediakan, perlahan mulai ditinggalkan, menyisakan gelas-gelas yang telah dituntaskan, dan kita berdua yang masih bertahan. Di antara keramaian yang mulai tak terdengar, kita masih mengupayakan untuk saling mendengar. Hingga tak terasa waktu yang akhirnya memutuskan, memutuskan untuk kita berangkat dari penantian. Hujan telah reda dan malam telah tiba, saatnya kita berpisah sementara. Ya, berpisah sementara, untuk kembali ke rumah, dan segera melepaskan rasa lelah.

daleeeemmmmmm, jadi pen nangis :"
BalasHapus@Ishmatullah Maryamjangan dek, nangis itu berat, tapi dapat melegakan perasaan yang sedang tersayat :')
BalasHapus